BINTIK MERAH RAKSASA JUPITER
DI JUPITER baru baru ini terdapat bintik merah raksasa .
Bintik merah raksasa Yupiter adalah sebuah badai putar dua kali ukuran Bumi. Ia telah berkecamuk setidaknya sejak 300 tahun lalu, semenjak teleskop mengamati Yupiter dan tidak menunjukkan tanda melambat. Bintik merah raksasa Yupiter adalah sistem badai putar terbesar di tata surya.Seperti sebagian besar fenomena astronomi, bintik merah raksasa tidak terprediksi dan tidak dipahami dengan baik ketika ia ditemukan. Bahkan sampai sekarang, detail tentang bagaimana dan mengapai bintik merah raksasa berubah bentuk, ukuran dan warna masih misteri. Pemahaman yang lebih baik pada cuaca Yupiter dapat membantu pemahaman yang lebih baik pada cuaca yang ada di Bumi.
HILANGNYA SABUK JUPITER
Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (AS) NASA kembali dibuat pusing. Kali ini, menghilangnya sabuk utama planet Yupiter membuat mereka bertanya-tanya.
Yupiter, planet terbesar dalam sistem tata surya, memiliki beberapa sabuk melingkar. Sabuk awan, demikian ilmuwan menyebut sabuk-sabuk yang tampil lewat gradasi warna cokelat ini. Beberapa hari lalu, satu sabuk dari dua sabuk awan utama benar-benar menghilang. Dikatakan 'benar-benar' karena sabuk awan terlihat mulai mengabur sejak tahun lalu.
Kendati peristiwa ini bukan pertama kali terjadi pada Yupiter, tetap saja NASA terkejut. Mengapa? Karena sampai sekarang NASA belum juga menemukan penyebab hilangnya dua sabuk Yupiter. Sabuk Ekuator Selatan Yupiter (SEB) menghilang beberapa pekan, kemudian muncul kembali dalam waktu yang tidak bisa dipastikan. Bahkan NASA pun tidak bisa melacak atau memotret saat sabuk menghilang maupun kembali pada jajaran sabuk Yupiter.
"Sungguh misterius. Ini adalah peristiwa besar," sahut astronom yang bekerja di Laboratorium Penggerak Jet NASA Glenn Orton.
Tim Norton sebenarnya terus memantau permukaan Yupiter. Namun, entah kenapa peristiwa hilang dan kembalinya SEB selalu terlewatkan. Misalnya yang terjadi tahun lalu, saat SEB mulai menghilang. Gumpalan awan terus menipis hingga akhirnya habis sama sekali. Tidak ada sisa awan yang melingkar pada ekuator selatan Yupiter.
NASA pun gemas. "Kami tidak mengerti apa yang terjadi pada sabuk itu," papar Orton. Astronom ini cukup pusing menghadapi misteri hilangnya sabuk Yupiter. Lain halnya dengan astronom asal Australia Anthony Wesley. Dia menganggap peristiwa ini sebagai suatu kejutan. "Ya, Yupiter memang senang memberi kejutan," katanya datar.
Anggapan Wesley, sabuk awan tidak menghilang dalam arti sebenarnya. Dia yakin, SEB masih melingkar pada permukaan Yupiter. "Hanya mungkin tak terlihat karena tertutup gumpalan awan yang lebih tebal," ujarnya. Usia Wesley masih sangat muda ketika pertama kali 'diperkenalkan' dengan SEB. Semasa kecil, ayah Wesley sering mengajaknya ke loteng. Mereka meneropong bintang dari balik lensa teleskop. Dari kecil, Wesley tahu bahwa Yupiter memiliki dua sabuk utama.
"Aneh rasanya ketika tahu kini tinggal satu sabuk saja," ucapnya. SEB yang berwarna kecokelatan memiliki ukuran dua kali lebih lebar dibandingkan lebar bumi. Sabuk ini pun terlihat lebih besar daripada deretan sabuk Yupiter yang lain. Sabuk ini kerap menghilang dalam balutan kisah yang misterius. Tidak ada yang tahu waktu pastinya, pun penyebab hilangnya sabuk.
Pada rentang 1973-1975, SEB menghilang dan muncul lagi selama beberapa kali. Hampir 16 tahun sesudahnya, tidak ada laporan tentang hilangnya SEB. Laporan serupa muncul kembali pada 1989-1990. Tiga tahun kemudian, SEB kembali berulah. Sabuk ini menghilang tanpa pamit. Beberapa pekan kemudian, SEB terlihat lagi pada permukaan Yupiter.
Belasan tahun sesudahnya, SEB terus melingkar cerah pada permukaan planet kelima dalam sistem tata surya. Pada 2007, SEB hilang lagi. Menghilangnya SEB pada 2007 hanya berlangsung sebentar. Namun, kondisi ini justru mengacaukan pikiran NASA. Sebab, tahun-tahun berikutnya SEB semakin sering menghilang.
NASA TEMUKAN AIR DI JUPITER?
WASHINGTON - Adakah unsur yang bisa mendukung kehidupan di salah satu satelit planet Jupiter, Europa atau Jupiter II, yang ditemukan Galileo Galilei melalui teropongnya pada tahun 1610? Penelitian NASA terhadap Europa saat ini menunjukkan adanya kandungan air dalam bentuk zat cair setara dengan volume air di North America Great Lake, di bawah permukaan lapisan es.
Karena posisinya yang jauh dari matahari, permukaan Europa diselimuti es setebal kurang lebih 10 mil. Sebelumnya para ilmuwan tidak mempercayai ada kemungkinan zat pendukung kehidupan di satelit yang terselimuti es tersebut.
"Sebuah pendapat di komunitas ilmiah adalah jika lapisan esnya tebal, itu buruk untuk biologi. Ini mungkin berarti antara permukaan dan lautan di bawahnya tidak terjalin komunikasi," kata Britney Schmidt, pemimpin para penulis makalah ilmiah di Institute for Geophysics, University of Texas, di Austin.
"Sekarang kami memiliki bukti bahwa itu adalah lapisan es tebal yang dapat bercampur (dengan air di bawahnya) dan bukti baru untuk keberadaan danau raksasa. Hal ini dapat membuat Europa dan lautannya lebih ramah untuk dihuni," tambahnya.
Data dari NASA mengindikasikan adanya pertukaran yang signifikan antara lapisan es Europa dengan lautan di bawahnya. Seperti diwartakan melalui SpaceDaily, Kamis (17/11/2011), penemuan ini bisa menguatkan pendapat bahwa permukaan laut Europa merupakan habitat potensial untuk kehidupan lain di sistem tata surya.
Mary Voytek, director dari NASA Astrobiology Program, berpendapat, "Data tersebut membuka beberapa kemungkinan menarik."
"Apapun yang terjadi, para ilmuwan di seluruh dunia akan berharap utnuk melihat detil analisis ini dan mengkaji ulang data yang ada sebelum sama-sama menerima implikasi dari penemuan ini," tambahnya
ASTRONOM YAKIN ADA LAUT DI SATELIT EUROPE,JUPITER
Europa adalah salah satu satelit planet Jupiter yang letaknya paling dekat dengan Jupiter. Satelit ini juga menyandang predikat sebagai satelit terbesar Jupiter bersama dengan satelit lain, seperti Io, Ganymede dan Collisto. Data temuan wahana antariksa Galileo yang melakukan eksplorasi tahun 1995 - 2003, dan meneliti permukaan satelit Jupiter telah membuat para astronom yakin bahwa di Europa ada laut.
1 komentar:
Bagus mas infonya..
Posting Komentar